Jumat, 31 Agustus 2018


Khutbah Idul Fitri

KHUTBAH PERTAMA


اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ.

 اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اللهُ اَكْبَرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ


Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah

Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُاللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Rasulullah SAW bersabda:
زَيِّنُوْا اَعْيَادَكُمْ بِالتَّكْبِيْر

Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”

Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat tasbih dan tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang berhubungan dengan-Nya.

Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah

Di hari yang mulia ini nan penuh barokah ini, tiada kata yang pantas kita ucapkan melainkan kata syukur kita kehadirat Allah swt, karena sampai detik ini Allah swt masih saja memberikan nikmatnya kepada kita semua, sehingga dengan karunia nikmatnya ini, kita dipertemukan kembali oleh Allah swt di masjid yang megah ini dalam rangka melaksanakan sholat idul fitri 1438 H.


اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Sungguh betapa besar karunia Allah swt kepada kita semua, betapa tidak terhingganya nikmat yang Allah karuniakan kepada kita semua. Tapi jamaah yang dimuliakan Allah swt, dengan segala karunia nikmat yang allah berikan tersebut:

Pernahkah kita berfikir, mengapa Allah swt masih saja memberikan nikmatnya kepada kita meskipun terkadang hati ini seringkali lalai untuk mengingatnya?
pernahkah kita berfikir, mengapa Allah swt masih saja memberikan nikmatnya kepada kita meskipun terkadang lisan ini seringkali enggan untuk berzikir kepadanya?

pernahkah kita berfikir, mengapa Allah swt masih saja memberikan nikmatnya kepada kita meskipun terkadang berat untuk rukuk dan sujud SHALAT dihadapannya?

Pernahkah kita berfikir,  sesungguhnya apa yang menahan kaki kita tidak mau melangkah ke masjid ?
Apa yang menahan hati kita sehingga sulit merindukan Allah ?
Apa yang menahan pikiran kita sehingga tidak mendambakan surga ?
Apa yang mendorong jiwa kita sehingga cenderung ke neraka ?

Apakah kesombongan kita sudah demikian MEMUNCAK!!, sehingga sedemikan lantang kita durhaka kepada Allah?

 Lihatlah diri kita, bukankah seringkali kita merasa paling besar, gumedhe, jumawa seolah-olah semua manusia kecil dan harus takluk dihadapan kita. Kita berlagak seolah kita adalah Tuhan yang kuasa atas segala keadaan.
Tidakkah kita sadar, bahwa kita adalah makhluk yang lemah, tak ada satu pun tempat bergantung dan berharap selain kepadanya.

Hari demi hari, betapa banyak kemaksiatan yang kita lakukan kepadanya. Hari demi hari, Betapa banyak dosa yang kita lakukan kepadanya. Ya Allaaaaah…..ampuni kami ya Allaaaah…….. kami durhaka kepadamu ya Allah…

Namun jamaah yang yang dimuliakan Allah… dengan kedurhakaan kita, dengan segala kemaksiatan kita, Allah masih saja tetap menyelimuti kita dengan kasih sayangnya, allah masih saja tidak pernah bosan untuk terus menerus mencurahkan nikmatnya kepada kita.

Dan sebagai buktinya, pada hari ini, di hari yang mulia ini, Allah masih saja mengizinkan kita sekali lagi untuk bersujud kepadaNya,   Allah masih saja mengizinkan kita sekali lagi untuk bertakbir, bertasbih, bertahmid dan bertahlil mengagungkan namanya, dan mengizinkan sekali lagi untuk kita bertaubat kepadanya.

Kita tidak pernah tahu, bisa jadi inilah sujud terakhir kita padanya di dunia ini, bisa jadi inilah takbir, tasbih, tahmid dan tahlil terakhir kita untuknya di dunia ini. Dan bisa jadi, inilah taubat kita untuk terakhir kalinya di dunia ini kepadanya.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Ma’syiral muslimin rahimakumullah…
            Betapa cepat ramadhan berlalu, betapa indah kenangan yang ditinggalkannya. Rasanya baru kemaren ia datang, tapi kini ia telah pergi meninggalkan kita semua. Memang ramadhan pasti akan datang lagi di tahun yang akan dating, tapi pertanyaannya jamaah yang dimuliakan Allah swt, apakah kita masih diberi kesempatan oleh Allah swt untyk berjumpa lagi dengan ramadhan di tahun yang akan dating. ATAU sebelum ramadhan datang kembali menyapa kita, kita sudah dipanggil terlebih dahulu untuk menghadap keharibaaan yang maha tinggi. Wallahu a’lam.

Tak ada yang dapat menjamin bahwa kita akan bertemu lagi dengan ramadhan tahun depan. Karena tidak ada seorang pun yang tahu kapan ajal akan tiba, ia bisa datang kapan saja, tak pandang yang tua maupun yang muda, yang sakit maupun yang sehat, yang miskin maupun yang kaya.

Terbukti, betapa banyak orang yang kita kasihi dan kita sayangi, baik itu orang tua kita, saudara mara kita, kaum kerabat kita, maupun jiran tetangga kita. Mereka yang dahulu masih bersama-sama kita, berpuasa bersama kita, melaksanakan shalat ied bersama kita, dan bahkan berhari raya bersama kita. Masih terbayang…..senyum mereka dipelupuk mata kita, masih terbayang…..gelak tawa mereka dibenak kepala kita.

Namun, kini mereka sudah tidak lagi bersama-sama dengan kita, mereka tidak lagi ikut berpuasa bersama kita, mereka tidak lagi ikut mempersiapkan dan beridul fitri bersama kita, mereka tidak lagi ikut menggemakan takbir, tasbih, tahmid, dan tahlil bersama kita. Kini kita tidak dapat lagi melihat senyum mereka yang ceria, kini kita tidak dapat lagi melihat gelak tawa mereka yang gembira. Kini, kita tidak bisa lagi menghulurkan tangan memohon maaf kepada mereka, karena mereka sudah lebih dahulu “PULANG” ke kampung halaman yang abadi dan hakiki.  Menghadap ilahi Robbi…. Ya Allah…Ampunilah dosa mereka, terimalah amal ibadahnya…masukkanlah ke dalam surgamu ya Allah… Amin ya robbal alamin.

 Jamaah shalat idul fitri yang dirahmati Allah SWT.
            Bulan ramadhan kini telah pergi meninggalkan kita semua, dan hendaknya ibadah puasa yang kita laksanakan sepanjang bulan ramadhan banyak memberikan perubahan pada diri kita, perubahan ini layaknya seperti perubahan yang dialami oleh seekor ulat untuk menjadi seekor kupu-kupu, BUKAN seperti proses yang dialami oleh sekor ular.
            Ulat mungkin merupakan binatang yang menjijikkan bagi sebagian kita, jangankan menyentuh, melihat saja terkadang kita sudah jijik. Namun jamaah yang dimuliakan Allah, apabila seekor ulat telah mengalami proses metamorfosa; yang mana pada saat itu ia berpuasa, maka ulat tersebut akan berubah menjadi kepompong, lalu pada waktunya nanti ulat akan keluar dan berubah wujud menjadi kupu-kupu yang cantik dan indah hingga disukai oleh semua orang.
            Berbeda dengan ular, ular merupakan hewan yang tidak hanya menjijikkan, tetapi juga merupakan hewan yang sangat ganas. Dan untuk kita ketahui bersama, bahwa ular setidaknya melakukan puasa 4 sampai 5 kali dalam satu tahun. Dan tujuan dari puasanya tersebut tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk mengganti kulitnya saja. Dan setelah ular berganti kulit, jamaah yang dimuliakan Allah.. Ular bukannya semakin jinak pasca berpuasa, malah ia semakin ganas dan memangsa apa saja untuk dijadikan makanannya.
            Jamaah yang dimuliakan Allah swt
Perumpamaan di atas memberikan pengertian bahwa kedua hewan yang menjijikkan tadi, yaitu ulat dan ular adalah merupakan gambaran dari sifat manusia yang merupakan tempat salah dan dosa. Dan segala yang menjijikkan, biasanya bersifat kotor atau bahkan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Begitupun dengan manusia, yang sering kali berbuat dosa, pastilah ia akan sulit untuk disukai orang, bahkan mungkin sering membuat orang lain tidak nyaman karena sikap aniayanya. Seperti menghasut, memfitnah, mencuri dan sebagainya.
            Tapi jamaah yang dimuliakan Allah swt, yang membedakan antara ulat dan ular adalah karakter atau perilakunya setelah ia berpuasa. Ulat ketika masih seekor ulat, ia adalah hewan perusak dan menjijikkan, namun setelah meditasi atau berpuasa, ulat berubah menjadi pribadi kupu-kupu yang indah dan banyak disenangi oelh manusia. Berbeda dengan karakter ular, yang mana setelah ular berpuasa, ia hanya merubah penampilannya saja, akan tetapi karakter dan pribadinya masih seperti biasanya; bahkan lebih jelek maupun lebih ganas dari sebelumnya.
            Oleh karena itu jamaah yang dimuliakan Allah swt, di hari yang fitri inimasri kita bermuhasabah diri, mengintrospeksi diri kita sendiri. Seperti apakah kita nantinya sepeninggal bulan ramadhan? Apakah puasa ramadhan yang telah kita laksanakan satu bulan penuh akan merubah akhlak kita menjadi lebih baik layaknya seperti seekor kupu-kupu. Dari yang sebelumnya biasa-biasa saja, setelah berpuasa ia berubah menjadi lebih baik, menjadi seekor kupu-kupu yang menawan lagi indah.
            Atau yang terjadi malah sebaliknya, apakah sepeninggal ramadhan akhlak kita malah menjadi jelek layaknya seperti puasanya seekor ular yang mana setelah berpuasa ia akan semakin ganas lagi buas. Dan tentunya ini jamaah yang dimuliakan Allah swt, hanya diri kita sendirilah yang nanti  akan membuktikan jawabnnya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Sidang jamaah idul fitri yang dirahmati Allah swt

            Kekuatan utama dari perayaan idul fitri ini adalah menghidupkan dan mengekalkan tali silturahim. Silaturahim bermaksud menjalin hubungan kasih sayang yang kuat dikalangan saudara mara, kaum kerabat dan saudara seagama. Oleh Karen itu, jamaah yang dimuliakan  Allah swt, di hari yang fitri ini, khotib mengajak kepada seluruh jamaah untuk saling bermaaf-maafan, dengan saling bersalam-salaman diantara kita atau kepada orang yang selama ini bermusuhan.
            Marilah kita bersilaturahim dengan cara saling kunjung mengunjungi saudara mara kita, jiran tetangga kita, para guru-guru kita dan orang-orang  yang harus kita kunjungi. Lebih-lebih kepada orang tua kita, karena kasih sayang mereka sungguh tidak terhingga. Seandainya air susu ibu, kita tebus dengan madu seluas samudra dan emas sebesar gunung, sungguh itu semua belum sepadan balas budi kita kepada kedua orang tua kita. Oleh karena itu, kunjungilah mereka, serta bahagiakanlah mereka.
            Ingatlah masa-masa kecil kita bersama mereka, tatkala kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita disuap, digendong dan dituntun oleh mereka. Lalu bagaimana sekarang? Ketika mereka tidak tidak bisa lagi berbuat apa-apa, tergeletak sakit sendirian di rumah tua. Berapa kali kita menengoknya? Berapa kali kita menciumnya? Berapa kali kita menggendong dan menuntunnya? Dan berapa kali kita suapi mereka sebagai mana dulu mereka menyuapi kita?
            Oleh karena itu jamaah yang dimuliakan allah swt, inilah salah satu waktu yang tepat bagi kita, untuk mengulurkan tangan dan bersimpuh dihadapannya. Ciumlah tangan yang dulu lembut membelai kita, namun kini sudah mulai kasar dan keriput dimakan usia. Mohon maaflah kepadanya.
            Sekali lagi di hari yang fitri ini, mari kita pererat tali persaudaraan sesame kita, kita hapus segala perselisihan dan kesalah pahaman, kemudian kita ganti dengan saling pengertian dan kasih sayang. Kita buka pintu kemaaafan selebar-lebarnya sehingga makna hari raya idul fitri ini benar-benar terasa.   
            Sangat disayangkan bila dihari yang suci ini, masih ada diantara kita yang enggan memaafkan kesslahan saudaranya sendiri. Marilah kita mengaca pada luasnya ampunan Allah SWT. Maghfirah atau ampunan allah begitu luas tak terbatas. Setiap keadaan, setiap tempat, dan setiap waktu, ia selalu membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi hambanya, kapan saja dan sebesar apa pun dosanya, agar seorang hamba mempunyai kesempatan untuk memulai kehidupan baru dengan taubat. Dalam sebuah hadis Qudsi Allah swt berkata:



“Wahai Anak Adam, sesungguhnya selama engkau masih berdoa dan berharap kepadaku, maka aku akan mengampuni semua dosa yang ada padamu, dan aku tidak peduli.
Melihat pada hadis di atas, hendaknya kita merasa malu kepada Allah swt, seandainya masih bercokol di dalam hati kita, perasaan enggan untuk memaafkan kesalahan, kekhilafan, kekeliruan, dan perbuatan aniaya orang lain kepada kita, sementara kita selalu merengek meminta ampun kepada Allah swt, dan Allah swt tidak pernah sekalipun menolak permintaan maaf kita.

Maka hadirin sidang jamaah idul fitri yang dirahmati Allah swt, tidakkah terbuka hati kita untuk memaafkan orang yang telah berbuat khilaf kepada kita??? Bukankah Rasulullah SAW telah bersabda:


Ada 3 perkara, yang barang siapa mau mengamalkannya niscaya Allah akan menghisabnya dengan hisab yang ringan dan memasukkannya ke dalam surge dengan rahmatnya.



Lalu para sahabat bertanya: apakah tiga perkara itu ya rasul? Kemudian beliau bersabda: yaitu kamu mau member kepada orang yang tidak pernah memberi kepadamu, dan kamu mau menyambung tali persaudaraan dengan orang yang telah memutuskan tali persaudaraan dengan kamu, dan kamu mau member maaf kepada orang yang telah menganiaya kamu. Apabila kamu telah berbuat seperti itu, niscaya kamu akan masuk surga.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Sidang jamaah idul fitri yang dicintai Allah SWT
            Akhirnya, semoga idul fitri tahun ini benar-benar membawa perubahan pada diri kita, perubahan pada rumah tangga kita, perubahan pada masyarakat kita, dan perubahan pada bangsa dan Negara kita, sehingga bangsa kita benar-benar menjadi bangsa yang baldatun Thoyibatun warobbun Ghofur”. Amin 2x ya robbal alamin.


جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ, وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ, وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا, فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


KHUTBAH KEDUA


اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ.
 اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ,
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ, فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ, اِتَّقُوااللهَ ,اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى, يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ, وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ, وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
            Untuk mengakhiri khutbah ini, marilah kita bersama-sama berdoa, menundukkan kepala, meluruskan niat, membersihkan hati dan menjernihkan fikiran, semoga Allah swt Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim memperkenankan do’a hambanya yang ikhlas:

اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ بِالإِسْلاَمِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالإِيْمِانِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآنِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِشَهْرِ رَمَضَانَ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالأَهْلِ وَالْمَالِ وَالْمُعَافَاةِ لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا.

Ya Allah ya tuhan kami, dihari yang sangat mulia ini, dan pada kesempatan yang sangat engkau cintai ini, hamba memohon dengan segenap kerendahan hati, muliakanlah kami dan jangan engkau hinakan kami. Berikanlah semua permintaan kami dan jangan engkau tahan. Tambahkanlah apa yang ada pada kami dan jangan engkau kurangi. Dan curahkanlah segenap keridhoanmu kepada kami.

Ya Allah, segala puji hanya bagimu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al Quran, nikmat bulan ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi Mu atas semua nikmat yang telah engkau anugerahkan kepada kami.

Ya Ghofuuru ya Rahiim, Ampuni segala kezholiman kami terhadap orang tua kami, mungkin lisan ini pernah menyakiti hatinya, mungkin kami pernah durhaka terhadap keduanya…..mungkin mereka sering meneteskan air mata karena tingkah laku kami….mungkin ada diantara kami yang suka berkata kasar pada keduanya…sering membantah perkataannya…!!! Andai mereka telah tiada ya Rabb…amouni dosa-dosa keduanya…. Limpahkan rahmatmu bagi keduanya….jika mereka masih hidup bersama kami ya rahman….jadikanlah masa-masa kebersamaan ini menjadi kebahagiaan….izinkanlah kami untuk ikhlas berbakti kepadanya… lindungi lisan kami dari kata-kata yang akan menyakiti hatinya…

Ya allah…jadikanlah kami yang hadir di sini menjadi suami yang amanah…..suami yang menjadi kebanggaan keluarga…..suami yang akan menjaga istri dan anak kami dari api neraka….ya rabb…ampuni dosa-dosa istri dan anak-anak kami….

Ya allah….jadikanlah kami yang hadir di sini istri-istri yang sholehah…istriyang selalu menentramkan hati suami…istri yang selalu menjaga harta dan kehormatan suami…andai saja ada diantara kami ya robb…istri yang pernah zholim kepada suami…istri yang pernah khianat kepada suami…istri yang tidak menjaga amanah dari suami…istri yang suka menentang perintah suami….istri yang suka berkata kasar kepada suami….istri yang membuat suami lupa dari mengingatMU…kami mohon ya Allah…ampuni segala skezholiman kami…dan berikan kami kesempatan untu bertaubat…dan menggapai ampunanMu…

Ya Allah…perbaikilah keadaan para pemuda kami..jadikan mereka para pecinta keimanan..dan jadikan iman itu indah dalam hati mereka..bencikan mereka terhadap kekafiran…kefasikan..dan kemaksiatan…dan jadikan mereka orang-orang yang lurus,,dengan rahmatMU wahai zat yang maha penyayang…

Ya Allah…bimbing kami semua yang hadir di sini…untuk istiqomah di jalanMU..Tundukkan penglihatan kami agar tidak silau oleh indahnya dunia…zuhudkan hati kami agar tidak terlena oleh gelimang harta..karena sungguh…semua itu tiada berarti tanpa ridho dan keberkahanmu…

Ya allah ya tuhan kami..jadikanlah hari ini lebih baik dari hari kemaren..dan jadikanlah hari esok lebih baik dari hari ini…jadikanlah pengakhiran dari semua perkara kami menjadi baik…serta selamatkanlah kami semua dari kerendahan dan kesengsaraan hidup di dunia dan siksa di akhirat…

 رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّار



INDAHNYA MEMAAFKAN
Oleh: Riki Sutiono, M.Pd.I

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذى  أرسل رسوله بالهدى ودين الحق, ليظهره على الدين كله, ولو كره المشركون, اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَانَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا  نبى بعدى, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعلى أله وَصَحْبِهِ  أجمعين, أما بعد: فيا أيها المسلمون رحمكم الله,  أصيكم  بنفسى  بتقوى الله  فقد فاز فوزا عظيما. فقد قال الله سبحانه وتعالى فى كتابه الْكَرِيْمِ: ﴿ (
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Hadirin Jama’ah Jum’at Yang dimuliakan Allah
Tak ada kata yang dapat mewakili nikmat tetesan darah, detak jantung, hembusan nafas, langkah kaki, ayunan tangan, semua itu hanya dapat dibalas dengan ucapan “Alhamdulillah”, Segala Puji Bagi Allah SWT. Dan dengan rasa syukur kita ini, mari bersama-sama, kita wujudkan dan tingkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dengan Menjalankan segala yang diperintah, dan menjauhi segala yang dilarang. Semoga kita sejamaah, Selalu mendapatkan Kebahagiaan, dari Allah Tuhan yang Maha Penyayang.
Selanjutnya, Tak ada yang dapat menjalinkan kita dengan Rasulullah SAW, nun… jauh di sana, di kota Madinah al munawaroh. Kita tak pernah melihat raut wajahnya, tapi dia selalu memikirkan kita. Kita ucapkan untuknya: Allahuma sholli ala Sayyidina Muhammad, wa ala ali Sayyidina Muhammad.
Hadirin Jama’ah Jum’at Yang dimuliakan Allah
                Adapun judul khutbah kita pada siang yang berbahagia ini adalah: “Indahnya Memaafkan”.
Mengawali khutbah ini, izinkan khatib menyampaikan sebuah kisah sahabat Rasul yaitu Suatu ketika sahabat bilal bin rabah RA terlibat pertikaian dengan abu dzar RA. Pertikaian ini disebabkan karena Abu dzar telah melontarkan perkataan yang sangat menyakitkan hati bilal bin rabah. Lalu Bilal  mengadukan kejadian tersebut kepada Rosulullah saw. Maka Rosulullah saw pun memanggil abu dzar untuk mengklarifikasi kejadian tersebut. Lalu Rosulullah saw menasehati abu dzar dan abu dzar pun merasa bahwa dia telah berbuat salah dan berbuat dzalim kepada sahabat seperjuangannya itu. 
Maka Saat itu juga, abu dzar mencari keberadaan bilal bin rabah. Sesampai dihadapan bilal bin rabah, abu dzar langsung meletakkan pipinya di atas padang pasir di bawah teriknya matahari sambil berkata: “ Wahai sahabat ku, aku rela engkau menginjak pipiku ini demi memperoleh maaf dari mu atas perbuatan zhalim yang telah aku perbuat kepada mu. Namun ketika itu pula bilal mengambil tangan abu dzar lalu berkata: “Wahai sahabat ku, ketahuilah bahwasanya aku telah memaafkan mu” mendengar  jawaban bilal bin rabah tersebut, maka meneteslah air mata abu dzar.
Ma’asyirol muslimin sidang jama’ah jum’at yang dirahmati Allah swt
Tak bisa dipungkiri bahwa, dalam menjalani hidup sosial bermasyarakat, kita tak pernah lepas dari berbuat kesalahan, entah itu terhadap tetangga, keluarga, kawan maupun rekan kerja. Kesalahan adalah suatu hal yang wajar ketika kita berinteraksi dengan sesama, namun hadirin yang dirahmati allah swt, ketika kita bisa menyikapi kesalahan tersebut dengan suatu proses saling maaf dan memaafkan, maka itu lah hal yang sangat luar biasa.
Masih ingatkah kita akan kisah Abu Bakar As-Shiddiq yang pada suatu hari bersumpah untuk tidak lagi membantu Misthah, salah seorang kerabatnya? Begitu berat kenyataan itu bagi beliau karena Misthah telah ikut menyebarkan berita bohong dan memfitnah putri beliau yaitu siti Aisyah pada waktu perjalanan pulang dari perang bani mustahaliq. Tetapi Allah yang maha Rahman melarang sikap Abu Bakar tersebut, sehingga turunlah ayat:

وَلَا يَأۡتَلِ أُوْلُواْ ٱلۡفَضۡلِ مِنكُمۡ وَٱلسَّعَةِ أَن يُؤۡتُوٓاْ أُوْلِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱلۡمُهَٰجِرِينَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۖ وَلۡيَعۡفُواْ وَلۡيَصۡفَحُوٓاْۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٌ

Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yangberhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berla pang dada. Apakah kamu tidak ingin agar Allah mengampunimu? Sesungguhnya, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS An-Nur: 22).

Ayat ini mengajarkan kepada kita agar melakukan sebuah hal mulia kepada orang yang pernah berbuat dosa kepada diri kita, yaitu memaafkan. Walaupun kita sadar betul hadirin jamaah yang dimuliakan Allah, perkara memaafkan orang lain itu bukan perkara yang mudah, apatah lagi orang tersebut telah membuat kita susah, memfitnah, mencela, bahkan menyakiti fisik lahir batin kita maupun keluarga kita, sangat berat sekali bagi kita untuk memaafkannya. Dan Terkadang, tak jarang diantara kita bahkan membalasnya. Namun, perlu kita ketahui bersama hadirin jamaah yang dimuliakan Allah,  bahwa, Memaafkan kesalahan orang lain adalah merupakan tanda ketakwaan seseorang. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT:
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(Orang-orang yang bertakwa adalah) mereka yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya serta (mudah) memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [Ali-Imran/3:134]
Artinya semakin sering kita merealisasikannya (memberi maaf) dalam kehidupan kita, maka tanda ketakwaan kita semakin tampak pada diri kita.
Ma’asyirol muslimin sidang jama’ah jum’at yang dicintai allah swt
Sangat disayangkan bila sampai hari ini dan detik ini, masih ada di antara kita yang enggan untuk memaafkan kesalahan saudaranya sendiri. Marilah kita mengaca pada luasnya ampunan allah SWT. Maghfirah atau Ampunan allah begitu luas tak terbatas, setiap keadaan, setiap tempat dan setiap waktu. Ia selalu membuka kesempatan selebar- lebarnya bagi hambanya, kapan saja dan sebesar apa pun dosanya, agar seorang hamba mempunyai kesempatan untuk memulai kehidupan baru dengan taubat.  Dalam sebuah hadis qudsi allah swt berkata:

يَاابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَادَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ فِيْكَ وَلاَأُبَالِىْ،
Wahai anak Adam, sesungguhnya selama engkau masih berdoa dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni semua dosa yang ada padamu dan Aku tidak akan peduli;
يَاابْنَ آدَمَ لَؤْ بَلَغَتْ ذُنُوْ بُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِيْ
Wahai anak Adam, seandainya dosa – dosamu mencapai langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli;
يَاابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئًا َلأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً.
Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepada Ku dengan membawa kesalahan seukuran bumi kemudian engkau datang menjumpai – Ku   dalam keadaan tidak berbuat syirik atau menyekutukan Ku dengan apapun juga, maka sungguh Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan seukuran bumi juga. [HR. at-Tirmidzi]

Ma’asyirol muslimin sidang jama’ah jum’at yang dimuliakan allah swt
Melihat kepada hadis di atas, hendaknya kita merasa malu kepada Allah SWT seandainya masih ada bercokol di hati kita perasaan enggan dan tak mau memaafkan kesalahan, kekhilafan, kekeliruan dan perbuatan aniaya orang lain kepada kita, sementara kita selalu merengek meminta ampun kepada Allah swt, dan Allah tidak pernah sekali pun menolak permintaan maaf kita . maka hadirin yang dirahmati allah swt, tidakkah terbuka hati kita untuk memaafkan orang yang telah berbuat khilaf kepada kita?

FA’TABIRU YA ULIL ALBAB… LA’ALLAKUM TUFLIHUN….













Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ  أجمعين

اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوْا الله وَ اعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَ يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا
يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ اَنْ يَّكُوْنُوْا فِى تَكْمِيْلِ اِسْلَامِهِ وَ اِيْمَانِهِ وَ اِنَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ.

JURNAL RIKI SUTIONO

  “PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM’S ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR FIQIH SISWA KELAS VII MTS MASMUR ...