Khutbah Idul Fitri
KHUTBAH PERTAMA
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ
اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ
كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ
للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ
وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) اَشْهَدُ اَنْ
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ
اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اللهُ
اَكْبَرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jama'ah sholat Idul Fitri
rahimakumullah
Sejak tadi malam telah berkumandang
alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa
syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah
menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman
Allah SWT:
وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُاللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Rasulullah SAW bersabda:
زَيِّنُوْا اَعْيَادَكُمْ
بِالتَّكْبِيْر
“Hiasilah hari rayamu
dengan takbir.”
Takbir kita tanamkan ke dalam
lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah SWT sedangkan
selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat tasbih dan tahmid, kita tujukan
untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang berhubungan dengan-Nya.
Jama'ah sholat Idul Fitri
rahimakumullah
Di hari yang mulia ini nan
penuh barokah ini, tiada kata yang pantas kita ucapkan melainkan kata syukur
kita kehadirat Allah swt, karena sampai detik ini Allah swt masih saja
memberikan nikmatnya kepada kita semua, sehingga dengan karunia nikmatnya ini,
kita dipertemukan kembali oleh Allah swt di masjid yang megah ini dalam rangka
melaksanakan sholat idul fitri 1438 H.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah
Sungguh betapa besar karunia Allah swt kepada kita semua, betapa tidak terhingganya nikmat yang Allah karuniakan kepada kita semua. Tapi jamaah yang dimuliakan Allah swt, dengan segala karunia nikmat yang allah berikan tersebut:
Pernahkah kita berfikir,
mengapa Allah swt masih saja memberikan nikmatnya kepada kita meskipun
terkadang hati ini seringkali lalai untuk mengingatnya?
pernahkah kita berfikir,
mengapa Allah swt masih saja memberikan nikmatnya kepada kita meskipun
terkadang lisan ini seringkali enggan untuk berzikir kepadanya?
pernahkah kita berfikir,
mengapa Allah swt masih saja memberikan nikmatnya kepada kita meskipun terkadang
berat untuk rukuk dan sujud SHALAT dihadapannya?
Pernahkah kita berfikir, sesungguhnya apa yang menahan kaki kita tidak
mau melangkah ke masjid ?
Apa yang menahan hati kita
sehingga sulit merindukan Allah ?
Apa yang menahan pikiran kita
sehingga tidak mendambakan surga ?
Apa yang mendorong jiwa kita
sehingga cenderung ke neraka ?
Apakah kesombongan kita sudah
demikian MEMUNCAK!!, sehingga sedemikan lantang kita durhaka kepada Allah?
Lihatlah diri kita, bukankah seringkali kita
merasa paling besar, gumedhe, jumawa seolah-olah semua manusia kecil dan harus
takluk dihadapan kita. Kita berlagak seolah kita adalah Tuhan yang kuasa atas
segala keadaan.
Tidakkah kita sadar, bahwa kita
adalah makhluk yang lemah, tak ada satu pun tempat bergantung dan berharap
selain kepadanya.
Hari demi hari, betapa banyak
kemaksiatan yang kita lakukan kepadanya. Hari demi hari, Betapa banyak dosa
yang kita lakukan kepadanya. Ya Allaaaaah…..ampuni kami ya Allaaaah…….. kami
durhaka kepadamu ya Allah…
Namun jamaah yang yang dimuliakan Allah… dengan kedurhakaan kita, dengan segala kemaksiatan kita, Allah masih saja tetap menyelimuti kita dengan kasih sayangnya, allah masih saja tidak pernah bosan untuk terus menerus mencurahkan nikmatnya kepada kita.
Dan sebagai buktinya, pada hari
ini, di hari yang mulia ini, Allah masih saja mengizinkan kita sekali lagi
untuk bersujud kepadaNya, Allah masih
saja mengizinkan kita sekali lagi untuk bertakbir, bertasbih, bertahmid dan
bertahlil mengagungkan namanya, dan mengizinkan sekali lagi untuk kita bertaubat
kepadanya.
Kita tidak pernah tahu, bisa jadi
inilah sujud terakhir kita padanya di dunia ini, bisa jadi inilah takbir,
tasbih, tahmid dan tahlil terakhir kita untuknya di dunia ini. Dan bisa jadi,
inilah taubat kita untuk terakhir kalinya di dunia ini kepadanya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ
اْلحَمْدُ
Ma’syiral muslimin
rahimakumullah…
Betapa cepat ramadhan berlalu, betapa indah kenangan yang
ditinggalkannya. Rasanya baru kemaren ia datang, tapi kini ia telah pergi
meninggalkan kita semua. Memang ramadhan pasti akan datang lagi di tahun yang
akan dating, tapi pertanyaannya jamaah yang dimuliakan Allah swt, apakah kita
masih diberi kesempatan oleh Allah swt untyk berjumpa lagi dengan ramadhan di
tahun yang akan dating. ATAU sebelum ramadhan datang kembali menyapa kita, kita
sudah dipanggil terlebih dahulu untuk menghadap keharibaaan yang maha tinggi.
Wallahu a’lam.
Tak ada yang dapat menjamin
bahwa kita akan bertemu lagi dengan ramadhan tahun depan. Karena tidak ada
seorang pun yang tahu kapan ajal akan tiba, ia bisa datang kapan saja, tak
pandang yang tua maupun yang muda, yang sakit maupun yang sehat, yang miskin
maupun yang kaya.
Terbukti, betapa banyak orang
yang kita kasihi dan kita sayangi, baik itu orang tua kita, saudara mara kita,
kaum kerabat kita, maupun jiran tetangga kita. Mereka yang dahulu masih
bersama-sama kita, berpuasa bersama kita, melaksanakan shalat ied bersama kita,
dan bahkan berhari raya bersama kita. Masih terbayang…..senyum mereka dipelupuk
mata kita, masih terbayang…..gelak tawa mereka dibenak kepala kita.
Namun, kini mereka sudah tidak
lagi bersama-sama dengan kita, mereka tidak lagi ikut berpuasa bersama kita,
mereka tidak lagi ikut mempersiapkan dan beridul fitri bersama kita, mereka
tidak lagi ikut menggemakan takbir, tasbih, tahmid, dan tahlil bersama kita.
Kini kita tidak dapat lagi melihat senyum mereka yang ceria, kini kita tidak
dapat lagi melihat gelak tawa mereka yang gembira. Kini, kita tidak bisa lagi
menghulurkan tangan memohon maaf kepada mereka, karena mereka sudah lebih
dahulu “PULANG” ke kampung halaman yang abadi dan hakiki. Menghadap ilahi Robbi…. Ya Allah…Ampunilah
dosa mereka, terimalah amal ibadahnya…masukkanlah ke dalam surgamu ya Allah…
Amin ya robbal alamin.
Jamaah shalat idul fitri yang dirahmati Allah
SWT.
Bulan ramadhan kini telah pergi meninggalkan kita semua, dan
hendaknya ibadah puasa yang kita laksanakan sepanjang bulan ramadhan banyak
memberikan perubahan pada diri kita, perubahan ini layaknya seperti perubahan
yang dialami oleh seekor ulat untuk menjadi seekor kupu-kupu, BUKAN seperti
proses yang dialami oleh sekor ular.
Ulat mungkin merupakan binatang yang menjijikkan bagi
sebagian kita, jangankan menyentuh, melihat saja terkadang kita sudah jijik.
Namun jamaah yang dimuliakan Allah, apabila seekor ulat telah mengalami proses
metamorfosa; yang mana pada saat itu ia berpuasa, maka ulat tersebut akan
berubah menjadi kepompong, lalu pada waktunya nanti ulat akan keluar dan
berubah wujud menjadi kupu-kupu yang cantik dan indah hingga disukai oleh semua
orang.
Berbeda dengan ular, ular merupakan hewan yang tidak
hanya menjijikkan, tetapi juga merupakan hewan yang sangat ganas. Dan untuk
kita ketahui bersama, bahwa ular setidaknya melakukan puasa 4 sampai 5 kali
dalam satu tahun. Dan tujuan dari puasanya tersebut tidak lain dan tidak bukan
hanyalah untuk mengganti kulitnya saja. Dan setelah ular berganti kulit, jamaah
yang dimuliakan Allah.. Ular bukannya semakin jinak pasca berpuasa, malah
ia semakin ganas dan memangsa apa saja untuk dijadikan makanannya.
Jamaah yang dimuliakan Allah swt
Perumpamaan di atas memberikan
pengertian bahwa kedua hewan yang menjijikkan tadi, yaitu ulat dan ular adalah
merupakan gambaran dari sifat manusia yang merupakan tempat salah dan dosa. Dan
segala yang menjijikkan, biasanya bersifat kotor atau bahkan membuat orang lain
merasa tidak nyaman. Begitupun dengan manusia, yang sering kali berbuat dosa,
pastilah ia akan sulit untuk disukai orang, bahkan mungkin sering membuat orang
lain tidak nyaman karena sikap aniayanya. Seperti menghasut, memfitnah, mencuri
dan sebagainya.
Tapi jamaah yang dimuliakan Allah swt, yang membedakan
antara ulat dan ular adalah karakter atau perilakunya setelah ia berpuasa. Ulat
ketika masih seekor ulat, ia adalah hewan perusak dan menjijikkan, namun
setelah meditasi atau berpuasa, ulat berubah menjadi pribadi kupu-kupu yang
indah dan banyak disenangi oelh manusia. Berbeda dengan karakter ular, yang
mana setelah ular berpuasa, ia hanya merubah penampilannya saja, akan tetapi
karakter dan pribadinya masih seperti biasanya; bahkan lebih jelek maupun lebih
ganas dari sebelumnya.
Oleh karena itu jamaah yang dimuliakan Allah swt, di hari
yang fitri inimasri kita bermuhasabah diri, mengintrospeksi diri kita sendiri.
Seperti apakah kita nantinya sepeninggal bulan ramadhan? Apakah puasa ramadhan
yang telah kita laksanakan satu bulan penuh akan merubah akhlak kita menjadi
lebih baik layaknya seperti seekor kupu-kupu. Dari yang sebelumnya biasa-biasa
saja, setelah berpuasa ia berubah menjadi lebih baik, menjadi seekor kupu-kupu
yang menawan lagi indah.
Atau yang terjadi malah sebaliknya, apakah sepeninggal
ramadhan akhlak kita malah menjadi jelek layaknya seperti puasanya seekor ular
yang mana setelah berpuasa ia akan semakin ganas lagi buas. Dan tentunya ini
jamaah yang dimuliakan Allah swt, hanya diri kita sendirilah yang nanti akan membuktikan jawabnnya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ
اْلحَمْدُ
Sidang jamaah idul fitri yang dirahmati Allah swt
Kekuatan utama dari perayaan idul fitri ini adalah
menghidupkan dan mengekalkan tali silturahim. Silaturahim bermaksud menjalin
hubungan kasih sayang yang kuat dikalangan saudara mara, kaum kerabat dan
saudara seagama. Oleh Karen itu, jamaah yang dimuliakan Allah swt, di hari yang fitri ini, khotib
mengajak kepada seluruh jamaah untuk saling bermaaf-maafan, dengan saling
bersalam-salaman diantara kita atau kepada orang yang selama ini bermusuhan.
Marilah kita bersilaturahim dengan cara saling kunjung
mengunjungi saudara mara kita, jiran tetangga kita, para guru-guru kita dan
orang-orang yang harus kita kunjungi.
Lebih-lebih kepada orang tua kita, karena kasih sayang mereka sungguh tidak
terhingga. Seandainya air susu ibu, kita tebus dengan madu seluas samudra dan
emas sebesar gunung, sungguh itu semua belum sepadan balas budi kita kepada
kedua orang tua kita. Oleh karena itu, kunjungilah mereka, serta bahagiakanlah
mereka.
Ingatlah masa-masa kecil kita bersama mereka, tatkala
kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita disuap, digendong dan dituntun oleh
mereka. Lalu bagaimana sekarang? Ketika mereka tidak tidak bisa lagi berbuat
apa-apa, tergeletak sakit sendirian di rumah tua. Berapa kali kita menengoknya?
Berapa kali kita menciumnya? Berapa kali kita menggendong dan menuntunnya? Dan
berapa kali kita suapi mereka sebagai mana dulu mereka menyuapi kita?
Oleh karena itu jamaah yang dimuliakan allah swt, inilah
salah satu waktu yang tepat bagi kita, untuk mengulurkan tangan dan bersimpuh
dihadapannya. Ciumlah tangan yang dulu lembut membelai kita, namun kini sudah
mulai kasar dan keriput dimakan usia. Mohon maaflah kepadanya.
Sekali lagi di hari yang fitri ini, mari kita pererat
tali persaudaraan sesame kita, kita hapus segala perselisihan dan kesalah
pahaman, kemudian kita ganti dengan saling pengertian dan kasih sayang. Kita
buka pintu kemaaafan selebar-lebarnya sehingga makna hari raya idul fitri ini
benar-benar terasa.
Sangat disayangkan bila dihari yang suci ini, masih ada
diantara kita yang enggan memaafkan kesslahan saudaranya sendiri. Marilah kita
mengaca pada luasnya ampunan Allah SWT. Maghfirah atau ampunan allah
begitu luas tak terbatas. Setiap keadaan, setiap tempat, dan setiap waktu, ia
selalu membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi hambanya, kapan saja dan
sebesar apa pun dosanya, agar seorang hamba mempunyai kesempatan untuk memulai
kehidupan baru dengan taubat. Dalam sebuah hadis Qudsi Allah swt berkata:
“Wahai Anak Adam, sesungguhnya
selama engkau masih berdoa dan berharap kepadaku, maka aku akan mengampuni
semua dosa yang ada padamu, dan aku tidak peduli.
Melihat pada hadis di atas,
hendaknya kita merasa malu kepada Allah swt, seandainya masih bercokol di dalam
hati kita, perasaan enggan untuk memaafkan kesalahan, kekhilafan, kekeliruan,
dan perbuatan aniaya orang lain kepada kita, sementara kita selalu merengek
meminta ampun kepada Allah swt, dan Allah swt tidak pernah sekalipun menolak
permintaan maaf kita.
Maka hadirin sidang jamaah idul
fitri yang dirahmati Allah swt, tidakkah terbuka hati kita untuk memaafkan
orang yang telah berbuat khilaf kepada kita??? Bukankah Rasulullah SAW telah
bersabda:
Ada 3 perkara, yang barang
siapa mau mengamalkannya niscaya Allah akan menghisabnya dengan hisab yang
ringan dan memasukkannya ke dalam surge dengan rahmatnya.
Lalu para sahabat bertanya:
apakah tiga perkara itu ya rasul? Kemudian beliau bersabda: yaitu kamu mau member
kepada orang yang tidak pernah memberi kepadamu, dan kamu mau menyambung tali
persaudaraan dengan orang yang telah memutuskan tali persaudaraan dengan kamu,
dan kamu mau member maaf kepada orang yang telah menganiaya kamu. Apabila kamu
telah berbuat seperti itu, niscaya kamu akan masuk surga.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ
اْلحَمْدُ
Sidang jamaah idul fitri yang
dicintai Allah SWT
Akhirnya, semoga idul fitri tahun ini benar-benar membawa
perubahan pada diri kita, perubahan pada rumah tangga kita, perubahan pada
masyarakat kita, dan perubahan pada bangsa dan Negara kita, sehingga bangsa
kita benar-benar menjadi bangsa yang baldatun Thoyibatun warobbun Ghofur”. Amin
2x ya robbal alamin.
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ
مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ, وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ
عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ, وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا, فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ
هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ
اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله
بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ
اْلحَمْدُ.
اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ
اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ تَعْظِيْمًا
لِشَأْنِهِ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ,
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا
بَعْدُ, فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ, اِتَّقُوااللهَ ,اِنَّ
اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى, يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ, وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ, وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ.
Ma’asyiral muslimin
rahimakumullah
Untuk mengakhiri khutbah ini, marilah kita bersama-sama
berdoa, menundukkan kepala, meluruskan niat, membersihkan hati dan menjernihkan
fikiran, semoga Allah swt Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim memperkenankan
do’a hambanya yang ikhlas:
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ
بِالإِسْلاَمِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالإِيْمِانِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآنِ
وَلَكَ الْحَمْدُ بِشَهْرِ رَمَضَانَ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالأَهْلِ وَالْمَالِ
وَالْمُعَافَاةِ لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا.
Ya Allah ya tuhan kami, dihari
yang sangat mulia ini, dan pada kesempatan yang sangat engkau cintai ini, hamba
memohon dengan segenap kerendahan hati, muliakanlah kami dan jangan engkau hinakan
kami. Berikanlah semua permintaan kami dan jangan engkau tahan. Tambahkanlah
apa yang ada pada kami dan jangan engkau kurangi. Dan curahkanlah segenap
keridhoanmu kepada kami.
Ya Allah, segala puji hanya
bagimu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al Quran, nikmat bulan ramadhan, nikmat
keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi Mu atas semua nikmat yang telah
engkau anugerahkan kepada kami.
Ya Ghofuuru ya Rahiim, Ampuni
segala kezholiman kami terhadap orang tua kami, mungkin lisan ini pernah
menyakiti hatinya, mungkin kami pernah durhaka terhadap keduanya…..mungkin
mereka sering meneteskan air mata karena tingkah laku kami….mungkin ada
diantara kami yang suka berkata kasar pada keduanya…sering membantah
perkataannya…!!! Andai mereka telah tiada ya Rabb…amouni dosa-dosa keduanya….
Limpahkan rahmatmu bagi keduanya….jika mereka masih hidup bersama kami ya
rahman….jadikanlah masa-masa kebersamaan ini menjadi kebahagiaan….izinkanlah
kami untuk ikhlas berbakti kepadanya… lindungi lisan kami dari kata-kata yang
akan menyakiti hatinya…
Ya allah…jadikanlah kami yang
hadir di sini menjadi suami yang amanah…..suami yang menjadi kebanggaan
keluarga…..suami yang akan menjaga istri dan anak kami dari api neraka….ya rabb…ampuni
dosa-dosa istri dan anak-anak kami….
Ya allah….jadikanlah kami yang
hadir di sini istri-istri yang sholehah…istriyang selalu menentramkan hati
suami…istri yang selalu menjaga harta dan kehormatan suami…andai saja ada
diantara kami ya robb…istri yang pernah zholim kepada suami…istri yang pernah
khianat kepada suami…istri yang tidak menjaga amanah dari suami…istri yang suka
menentang perintah suami….istri yang suka berkata kasar kepada suami….istri
yang membuat suami lupa dari mengingatMU…kami mohon ya Allah…ampuni segala
skezholiman kami…dan berikan kami kesempatan untu bertaubat…dan menggapai
ampunanMu…
Ya Allah…perbaikilah keadaan
para pemuda kami..jadikan mereka para pecinta keimanan..dan jadikan iman itu
indah dalam hati mereka..bencikan mereka terhadap kekafiran…kefasikan..dan
kemaksiatan…dan jadikan mereka orang-orang yang lurus,,dengan rahmatMU wahai
zat yang maha penyayang…
Ya Allah…bimbing kami semua
yang hadir di sini…untuk istiqomah di jalanMU..Tundukkan penglihatan kami agar
tidak silau oleh indahnya dunia…zuhudkan hati kami agar tidak terlena oleh
gelimang harta..karena sungguh…semua itu tiada berarti tanpa ridho dan
keberkahanmu…
Ya allah ya tuhan
kami..jadikanlah hari ini lebih baik dari hari kemaren..dan jadikanlah hari
esok lebih baik dari hari ini…jadikanlah pengakhiran dari semua perkara kami
menjadi baik…serta selamatkanlah kami semua dari kerendahan dan kesengsaraan
hidup di dunia dan siksa di akhirat…
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ
فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّار