INDAHNYA
MEMAAFKAN
Oleh: Riki Sutiono, M.Pd.I
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذى أرسل
رسوله بالهدى ودين الحق, ليظهره على الدين كله, ولو كره المشركون, اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَانَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ لا نبى بعدى, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وعلى أله وَصَحْبِهِ أجمعين, أما بعد: فيا أيها المسلمون
رحمكم الله, أصيكم بنفسى بتقوى
الله فقد فاز فوزا عظيما. فقد قال الله سبحانه وتعالى فى كتابه الْكَرِيْمِ: ﴿ (
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ
وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ
يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Hadirin Jama’ah Jum’at Yang dimuliakan Allah
Tak
ada kata yang dapat mewakili nikmat tetesan darah, detak jantung, hembusan
nafas, langkah kaki, ayunan tangan, semua itu hanya dapat dibalas dengan ucapan
“Alhamdulillah”, Segala Puji Bagi Allah SWT. Dan dengan rasa syukur kita
ini, mari bersama-sama, kita wujudkan dan tingkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan
kita kepada Allah SWT. Dengan Menjalankan segala yang diperintah, dan menjauhi
segala yang dilarang. Semoga kita sejamaah, Selalu mendapatkan Kebahagiaan,
dari Allah Tuhan yang Maha Penyayang.
Selanjutnya,
Tak ada yang dapat menjalinkan kita dengan Rasulullah SAW, nun… jauh di sana,
di kota Madinah al munawaroh. Kita tak pernah melihat raut wajahnya, tapi dia
selalu memikirkan kita. Kita ucapkan untuknya: Allahuma sholli ala Sayyidina Muhammad, wa ala ali
Sayyidina Muhammad.
Hadirin Jama’ah Jum’at Yang dimuliakan Allah
Adapun
judul khutbah kita pada siang yang berbahagia ini adalah: “Indahnya Memaafkan”.
Mengawali
khutbah ini, izinkan khatib menyampaikan sebuah kisah sahabat Rasul yaitu Suatu
ketika sahabat bilal bin rabah RA terlibat pertikaian dengan abu dzar RA.
Pertikaian ini disebabkan karena Abu dzar telah melontarkan perkataan yang
sangat menyakitkan hati bilal bin rabah. Lalu Bilal mengadukan kejadian
tersebut kepada Rosulullah saw. Maka Rosulullah saw pun memanggil
abu dzar untuk
mengklarifikasi kejadian tersebut. Lalu Rosulullah saw menasehati
abu dzar dan abu dzar pun merasa
bahwa dia telah berbuat salah dan berbuat dzalim kepada sahabat seperjuangannya itu.
Maka Saat itu
juga, abu dzar mencari
keberadaan bilal bin rabah. Sesampai dihadapan bilal bin rabah, abu dzar langsung meletakkan
pipinya di atas padang pasir di bawah teriknya matahari sambil berkata: “
Wahai sahabat ku, aku rela engkau menginjak pipiku ini demi memperoleh maaf
dari mu atas perbuatan zhalim yang telah aku perbuat kepada mu”.
Namun ketika itu pula bilal mengambil tangan abu dzar lalu berkata: “Wahai
sahabat ku, ketahuilah bahwasanya aku
telah memaafkan mu” mendengar jawaban bilal bin rabah
tersebut, maka meneteslah air mata abu dzar.
Ma’asyirol muslimin sidang jama’ah
jum’at yang dirahmati Allah swt
Tak bisa
dipungkiri bahwa, dalam menjalani hidup sosial bermasyarakat, kita tak pernah
lepas dari berbuat kesalahan, entah itu terhadap tetangga, keluarga, kawan maupun
rekan kerja. Kesalahan adalah suatu hal yang wajar ketika kita berinteraksi
dengan sesama, namun hadirin yang dirahmati allah swt, ketika kita bisa
menyikapi kesalahan tersebut dengan suatu proses saling maaf dan memaafkan, maka
itu lah hal yang sangat luar biasa.
Masih ingatkah
kita akan kisah Abu Bakar As-Shiddiq yang pada suatu hari bersumpah untuk tidak
lagi membantu Misthah,
salah seorang kerabatnya? Begitu berat kenyataan itu bagi
beliau karena Misthah telah ikut menyebarkan berita bohong dan memfitnah putri
beliau yaitu siti Aisyah pada waktu perjalanan pulang dari perang bani
mustahaliq. Tetapi Allah yang maha Rahman melarang sikap Abu Bakar tersebut,
sehingga turunlah ayat:
وَلَا يَأۡتَلِ أُوْلُواْ ٱلۡفَضۡلِ مِنكُمۡ وَٱلسَّعَةِ أَن يُؤۡتُوٓاْ أُوْلِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱلۡمُهَٰجِرِينَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۖ وَلۡيَعۡفُواْ وَلۡيَصۡفَحُوٓاْۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٌ
“Janganlah
orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah
bahwa mereka tidak akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya),
orang-orang yang miskin dan orang-orang yangberhijrah di jalan Allah. Hendaklah
mereka memaafkan dan berla pang dada. Apakah kamu tidak ingin agar Allah mengampunimu?
Sesungguhnya, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nur: 22).
Ayat ini mengajarkan kepada kita agar melakukan
sebuah hal mulia kepada orang yang pernah berbuat dosa kepada diri kita, yaitu memaafkan. Walaupun kita sadar betul hadirin jamaah
yang dimuliakan Allah, perkara memaafkan orang lain itu bukan perkara yang
mudah, apatah lagi orang tersebut telah membuat kita susah, memfitnah, mencela,
bahkan menyakiti fisik lahir batin kita maupun keluarga kita, sangat berat
sekali bagi kita untuk memaafkannya. Dan Terkadang, tak
jarang diantara kita bahkan membalasnya. Namun, perlu kita ketahui bersama hadirin jamaah yang dimuliakan Allah, bahwa, Memaafkan
kesalahan orang lain adalah merupakan tanda ketakwaan seseorang. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT:
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ
وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ
يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(Orang-orang
yang bertakwa adalah) mereka yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang
maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya serta (mudah) memaafkan
(kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [Ali-Imran/3:134]
Artinya semakin sering kita merealisasikannya (memberi maaf) dalam
kehidupan kita, maka tanda ketakwaan kita semakin tampak pada diri kita.
Ma’asyirol muslimin sidang jama’ah jum’at yang dicintai
allah swt
Sangat
disayangkan bila sampai hari ini dan detik ini, masih ada di
antara kita yang enggan untuk memaafkan kesalahan saudaranya sendiri. Marilah kita
mengaca pada luasnya ampunan allah SWT. Maghfirah atau Ampunan allah
begitu luas tak terbatas, setiap keadaan, setiap tempat dan setiap waktu. Ia
selalu membuka kesempatan selebar- lebarnya bagi hambanya, kapan saja dan
sebesar apa pun dosanya, agar seorang hamba mempunyai kesempatan untuk memulai
kehidupan baru dengan taubat. Dalam
sebuah hadis qudsi allah swt berkata:
يَاابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَادَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ
عَلَى مَاكَانَ فِيْكَ وَلاَأُبَالِىْ،
“Wahai anak
Adam, sesungguhnya selama engkau masih berdoa dan berharap kepada-Ku, maka Aku
akan mengampuni semua dosa yang ada padamu dan Aku tidak akan peduli;
يَاابْنَ آدَمَ
لَؤْ بَلَغَتْ ذُنُوْ بُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ
لَكَ وَلاَ أُبَالِيْ
Wahai anak Adam, seandainya dosa – dosamu
mencapai langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, Aku akan mengampunimu
dan Aku tidak peduli;
يَاابْنَ آدَمَ
إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ
تُشْرِكُ بِي شَيْئًا َلأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً.
Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepada Ku dengan membawa
kesalahan seukuran bumi kemudian engkau datang menjumpai – Ku dalam keadaan tidak berbuat syirik atau
menyekutukan Ku dengan apapun juga, maka sungguh Aku akan datang kepadamu
dengan membawa ampunan seukuran bumi juga. [HR. at-Tirmidzi]
Ma’asyirol muslimin sidang jama’ah jum’at yang dimuliakan
allah swt
Melihat kepada hadis di atas, hendaknya kita merasa malu kepada Allah SWT
seandainya masih ada bercokol di hati kita perasaan enggan dan tak mau memaafkan
kesalahan, kekhilafan, kekeliruan dan perbuatan aniaya orang lain kepada kita,
sementara kita selalu merengek meminta ampun kepada Allah swt, dan Allah tidak
pernah sekali pun menolak permintaan maaf kita . maka hadirin yang dirahmati
allah swt, tidakkah terbuka hati kita untuk memaafkan orang yang telah berbuat
khilaf kepada kita?
FA’TABIRU YA ULIL ALBAB… LA’ALLAKUM TUFLIHUN….
Khutbah
Kedua
اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا
اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ
كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ
خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوْا الله وَ اعْلَمُوْا
اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَ يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا
يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ اَنْ يَّكُوْنُوْا فِى تَكْمِيْلِ
اِسْلَامِهِ وَ اِيْمَانِهِ وَ اِنَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ
وَ بَارَكْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ سَيِّدِنَا
اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ
الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ
الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ
الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا
وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا
تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ
رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ
اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ
اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ
الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ
اَكْبَرُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar