Teks Khutbah
3 Perumpamaan Sifat Manusia dalam Al-Qur'an
Oleh: Riki Sutiono
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذى أرسل
رسوله بالهدى ودين الحق, ليظهره على الدين كله, ولو كره المشركون, أشهد أن لا إله إلا الله الواحد الصمد, إياه نعبد وإياه نستعين , واشهد
أن محمدا عبده ورسوله بشيرا ونذيرا,
وداعيا إلى الله بإذنه, وسراجا
منيرا, اللهم صل على محمد وعلى أله وصحبه
أجمعين, أما بعد: فيا أيها المسلمون
رحمكم الله, أصيكم بنفسى بتقوى
الله فقد فاز فوزا عظيما. فقد قال الله سبحانه وتعالى فى كتابه العزيز
: وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ, أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ
بُيُوتًا, وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
Hadirin Jama’ah Jum’at di
mulikan oleh Allah
Tiada
kata yang paling pantas kita senandungkan pada hari yang berbahagia ini
melainkan kata-kata syukur kepada Allah SWT yang telah mencurahkan dan
mencucurkan berbagai kenikmatan kepada kita semua, sehingga kita semua dapat
berkumpul dalam majelis ini dalam keadaan sehat wal aafiyat. Dan marilah kita
realisasikan rasa syukur kita dengan melakukan perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya.
Sholawat
beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, para sahabat, para tabi’in, para tabi’ut tabi’in dan insya
Allah terlimpah pula kepada kita selaku umatnya yang senantiasa berusaha untuk
meneladani Beliau, dengan ucapan: Allahuma
sholli ala Muhammad, wa ala ali Muhammad.
Kemudian
tak lupa kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan kepada jamaah semuanya,
marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah
SWT. karena keimanan dan ketaqwaan merupakan sebaik-baik bekal menuju akhirat
nanti.
Allah SWT berfirman :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ
يَاأُوْلِي اْلأَلْبَابِ
"Berbekallah kalian, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal. (Q.S Al-Baqoroh: 197).
Hadirin Jama’ah Jum’at di
mulikan oleh Allah
Di dalam al-Qur’an ada tiga binatang kecil
diabadikan Oleh Allah menjadi nama surah, yaitu al-Naml (
semut), al-‘Ankabut (laba-laba), dan al-Nahl (lebah).
Ketiga binatang ini masing-masing memiliki karakter dan sifat, sebagaimana
digambarkan oleh al-Qur’an. Dan hal itu patut dijadikan pelajaran oleh manusia.
Semut memiliki sifat suka menghimpun makanan
sedikit demi sedikit tanpa henti-hentinya. Konon, binatang ini dapat menghimpun
makanan untuk bertahun-tahun sedangkan usianya tidak lebih dari satu tahun.
Kelobaanya sedemikian besar sehingga ia berusaha memikul sesuatu yang lebih
besar dari badannya, meskipun sesuatu tidak itu tidak berguna baginya.
Hadirin Sidang
Jum’at yang dimuliakan oleh Allah!
Lain halnya dengan laba-laba, sebagaimana
digambarkan dalam al-Qur’an bahwa sarang laba-laba adalah tempat yang paling
rapuh. Ia bukan
tempat yang aman, apa pun yang berlindung di sana disergapnya dan akan binasa.
Jangankan serangga yang tidak sejenis, jantannya pun setelah selesai
berhubungan disergapnya untuk dimusnahkan oleh betinanya. Telur-telurnya yang
menetas saling berdesakan hingga dapat saling memusnahkan.
Hal ini memberikan gambaran bahwa di dalam
masyarakat atau rumah tangga yang keadaannya seperti laba-laba; rapuh,
anggotanya saling tindih-menindih, sikut menyikut seperti anak laba-laba yang
baru lahir. Kehidupan ayah dan ibu serta anak-anak tidak harmonis, antara
pimpinan dan bawahan saling curiga. Dan lain sebagainya.
Sidang Jum’at Yang
Dimuliakan oleh Allah
Lain halnya dengan lebah, memiliki insting
yang sangat tinggi, oleh al-Qur’an digambarkan sebagimana dalam Firmannya
:
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى
النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا
يَعْرِشُونَ ,ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ
ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ
لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:
"Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibikin manusia". kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.
Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya
lima atau empat agar tidak terjadi pemborosan dalam lokasi. Yang dimakannya
adalah kembang-kembang dan tidak seperti semut yang menumpuk-numpuk makanannya,
lebah mengolah makanannya dan hasil olahannya itulah menjadi lilin dan madu
yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk dijadikan sebagai penerang dan obat.
Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja dan segala yang tidak berguna
disingkirkan dari sarangnya. Ia tidak mengganggu yang lainnya
kecuali yang mengganggunya, bahkan kalaupun menyakiti (menyengat) sengatannya
dapat menjadi obat.
Oleh karenanya, wajarlah kalau Nabi
mengibaratkan orang mukmin yang baik seperti lebah, sebagaimana dalam sabdanya:
قال رسول الله صم : مثل المؤمن
مثل النحلة لا تأكل إلا طيبا ولا تضع إلا طيبا وإن وقعت فى شئ لا تكسر.
Rasulullah bersabda:
Perumpaan seorang mukmin adalah seperti lebah. Ia tidak makan kecuali yang
baik, tidak menghasilkan kecuali yang baik, dan bila berada pada suatu tempat
tidak merusak”
Hadirin Jama’ah Jumat
Yang Dimuliakan Oleh Allah
Dalam
kehidupan kita di dunia ini contoh-contoh di atas seringkali
diibaratkan dengan berbagai jenis binatang. Bahkan kalau manusia tidak
mengetahui posisinya sebagai makhluk yang memiliki aturan dalam hal ini
petunjuk-petunjuk agama bisa saja menempati posisi lebih rendah dari binatang
bahkan lebih sesat dari binatang.
Jelas ada
manusia yang berbudaya semut, yaitu suka menghimpun dan menumpuk materi atau
harta (tanpa disesuaikan dengan kebutuhan. Menumpuk-numpuk harta tanpa ada
pemanfaatan dalam agama (dalam bentuk zakat dan sadaqah) tidak sedikit problem
masyarakat bersumber dari budaya tersebut. Pemborosan adalah termasuk budaya
tersebut.
Entah
berapa banyak jumlah laba-laba yang ada disekitar kita, yaitu mereka yang tidak
lagi butuh berpikir apa, di mana, dan kapan ia makan, tetapi yang mereka
pikirkan adalah siapa yang mereka jadikan mangsa, siapa lagi yang akan ditipu,
dan bagimana cara mengambil hak orang.
Hadirin Jama’ah Jumat
Yang Dimuliakan Oleh Allah
Demikian
pula di dalam masyarakat kita berapa banyak manusia-manusia lebah,. Siapa
manusia lebah itu? Manusia lebah itu adalah mereka yang tidak boros, tidak suka
makan atau mengambil haknya orang, yang dimakannya adalah saripati bunga, dan
ketika mengambil saripati itu tidak menjadikan bungan itu rusak atau tidak
menjadi buah. Itulah gambaran orang mukmin yang baik tidak memakan makanan yang
haram, mengambil uang negara untuk kepentingan diri sendiri.
Kemudian
apa yang keluar dari mulutnya bukan sesuatu yang menyakiti persaaan tetapi
sesuatu yang menyejukkan dan menyenangkan. Dan bila berada pada suatu tempat
atau daerah tidak menjadi pengacau dan penyebab kericuhan. Tetapi justru
kehadirannya sangat diharapkan oleh orang banyak.
Oleh
karenanya, dalam kesempatan ini marilah kita merenungkan dan mencontoh
sifat-sifat yang dimiliki oleh lebah itu, tidak mencontoh sifat-sifat semut dan
laba-laba, sehingga kita dapat mendapatkan nikmatnya kehidupan di dunia ini,
lebih-lebih nikmatnya kehidupan yang abadi di akhirat nanti yaitu surga. Amin.
بارك الله لى ولكم فى القرآن
العظيم ونفعنى وإياكم من الآيات والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم إله هو الغفور
الرحيم.
Khutbah
Kedua
اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا
اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ
كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ
خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوْا الله وَ اعْلَمُوْا
اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَ يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا
يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ اَنْ يَّكُوْنُوْا فِى تَكْمِيْلِ
اِسْلَامِهِ وَ اِيْمَانِهِ وَ اِنَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى
اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَ
عَلَى اَلِ اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ
الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ
الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا
مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى
قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ
اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ
اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ
الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ
اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar