Etika Bercanda Dalam Islam
Oleh: Riki Sutiono (Dosen STAIN Bengkalis)
Oleh: Riki Sutiono (Dosen STAIN Bengkalis)
Seorang lelaki pernah datang kepada Imam Abu Hanifah
rahimahullah, kemudian bertanya, "Bila saya sudah melepas baju dan
hendak menyebur ke sungai untuk mandi, apakah saya harus menghadap
kiblat?" Mendengar pertanyaan itu, Imam Abu Hanifah langsung menjawab,
"Yang lebih afdhal hendaknya wajahmu menghadap ke arah bajumu supaya
tidak di curi orang." Canda sang Imam
langsung mengundang senyum orang-orang yang ada di sekitarnya.
Canda merupakan bumbu dalam kehidupan,
secukupnya saja di taburkan sebagai penghias kehidupan. Islam sebagai agama
yang paling sempurna tidak lepas dalam memberikan adab dalam bercanda. Diantara
adab bercanda yang harus diperhatikan adalah:
Pertama, Tidak berbohong dalam bercanda.
Rasulullah saw mengecam mereka yang membuat tertawa orang lain
dengan membohonginya. "Celakalah bagi orang yang berbicara (bercerita)
lalu berbohong untuk membuat orang-orang tertawa dengan cerita bohongnya itu.
Celaka baginya! Celaka baginya! Celaka baginya!" (shaihul jaami').
Kedua, Tidak berlebih-lebihan dalam
bercanda. Rasulullah saw pernah bersabda kepada Abu Hurairah ra "janganlah
engkau banyak tertawa, karna sesungguhnya banyak tertawa itu mematikan
hati." (shahihul jaami').
Ketiga, Tidak mempermainkan sesama muslim.
Bercanda bila sudah kelewat batas menyebabkan seseorang mempunyai sifat
iseng. Seakan akan tidak ada lagi perbuatan yang lebih baik daripada yang ia
lakukan. Rasulullah saw berpesan, "Janganlah seseorang melakukan
perbuatan yang dapat mendatangkan mudharat bagi dirinya dan orang lain".
(Hadist syarif).
Keempat, Tidak mengolok-olok dan menghina
orang lain serta tidak melakukan ghibahTergelincirnya lidah bisa disebabkan
oleh canda yang tidak proporsional, sehingga meluas tidak terkendali. Dan bila
setan sudah ikut andil didalamnya maka mulailah saling olok dan hina diantara
mereka untuk memancing tawa. Sebagaimana yang dikhawatirkan khalifah
Umar bin Abdul Aziz, "Takutlah kalian pada canda, karena canda yang
dungu dapat mewariskan rasa dengki."
Kelima, Tidak memperolok Al Quran dan
sunnah Rasululllah saw. Dalam hal ini Allah swt berfirman dalam surat At
Taubah : 65 yang artinya: "Dan jika kamu tanyakan kepada mereka
(tentang apa yang mereka lakukan), tentulah mereka akan menjawab : Sesungguhnya
kami hanya bersenda gurau dan bermain main saja. Katakanlah: Apakah dengan
Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok." Satu hal
yang harus diperhatikan seorang muslim adalah Rasulullah saw memerintahkan agar
meninggalkan hal-hal yang tidak berguna. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw.
"Sebagian dari tanda bagusnya kualitas keislaman seseorang adalah jika
mampu meninggalkan hal-hal yang tidak berguna baginya." (HR Muslim). Wallahu
A’lam ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar