Senin, 06 November 2017

Etika Bercanda Dalam Islam

Etika Bercanda Dalam Islam
Oleh: Riki Sutiono (Dosen STAIN Bengkalis)
Seorang lelaki pernah datang kepada Imam Abu Hanifah rahimahullah, kemudian bertanya, "Bila saya sudah melepas baju dan hendak menyebur ke sungai untuk mandi, apakah saya harus menghadap kiblat?" Mendengar pertanyaan itu, Imam Abu Hanifah langsung menjawab, "Yang lebih afdhal hendaknya wajahmu menghadap ke arah bajumu supaya tidak di curi orang." Canda sang Imam langsung mengundang senyum orang-orang yang ada di sekitarnya.
Canda merupakan bumbu dalam kehidupan, secukupnya saja di taburkan sebagai penghias kehidupan. Islam sebagai agama yang paling sempurna tidak lepas dalam memberikan adab dalam bercanda. Diantara adab bercanda yang harus diperhatikan adalah:
Pertama, Tidak berbohong dalam bercanda. Rasulullah saw mengecam mereka yang membuat tertawa orang lain dengan membohonginya. "Celakalah bagi orang yang berbicara (bercerita) lalu berbohong untuk membuat orang-orang tertawa dengan cerita bohongnya itu. Celaka baginya! Celaka baginya! Celaka baginya!" (shaihul jaami').
Kedua, Tidak berlebih-lebihan dalam bercanda. Rasulullah saw pernah bersabda kepada Abu Hurairah ra "janganlah engkau banyak tertawa, karna sesungguhnya banyak tertawa itu mematikan hati." (shahihul jaami').
Ketiga, Tidak mempermainkan sesama muslim. Bercanda bila sudah kelewat batas menyebabkan seseorang mempunyai sifat iseng. Seakan akan tidak ada lagi perbuatan yang lebih baik daripada yang ia lakukan. Rasulullah saw berpesan, "Janganlah seseorang melakukan perbuatan yang dapat mendatangkan mudharat bagi dirinya dan orang lain". (Hadist syarif).
Keempat, Tidak mengolok-olok dan menghina orang lain serta tidak melakukan ghibahTergelincirnya lidah bisa disebabkan oleh canda yang tidak proporsional, sehingga meluas tidak terkendali. Dan bila setan sudah ikut andil didalamnya maka mulailah saling olok dan hina diantara mereka untuk memancing tawa. Sebagaimana yang dikhawatirkan khalifah Umar bin Abdul Aziz, "Takutlah kalian pada canda, karena canda yang dungu dapat mewariskan rasa dengki."
Kelima, Tidak memperolok Al Quran dan sunnah Rasululllah saw. Dalam hal ini Allah swt berfirman dalam surat At Taubah : 65 yang artinya: "Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan), tentulah mereka akan menjawab : Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain main saja. Katakanlah: Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok." Satu hal yang harus diperhatikan seorang muslim adalah Rasulullah saw memerintahkan agar meninggalkan hal-hal yang tidak berguna. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw. "Sebagian dari tanda bagusnya kualitas keislaman seseorang adalah jika mampu meninggalkan hal-hal yang tidak berguna baginya." (HR Muslim). Wallahu A’lam ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JURNAL RIKI SUTIONO

  “PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM’S ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR FIQIH SISWA KELAS VII MTS MASMUR ...