Asal Muasal “Toga”
Oleh: Riki Sutiono (Dosen STAIN Bengkalis)
Dalam acara wisuda, ada beberapa atribut yang
dipakai sebagai ciri khas pelaksanaan wisuda bagi para wisudawan/wisudawati. Diantara
atribut tersebut adalah “Toga”. Kebanyakan diantara kita hanya mengenal bentuk
dan rupa dari atribut Toga ini, namun sedikit diantara kita memahami dan
mengerti tentang asal muasal Toga. Berikut penulis akan mendeskripsikan secara
singkat asal muasal Toga.
Toga berasal dari tego, yang dalam
bahasa Latin berarti penutup. Meski sering dikaitkan dengan bangsa Romawi kuno,
toga sebenarnya merupakan pakaian yang sering dikenakan bangsa Etruskan
(Pribumi Italia) sejak 1.200 SM. Kala itu, bentuk toga belum berupa jubah
jubah, tapi hanya kain sepanjang 6 meter yang cara pakainya dililit ke tubuh.
Meski ribet, toga merupakan satu-satunya pakaian yg dianggap pantas saat
seseorang berada diluar ruangan.
Namun, seiring berjalannya waktu, pemakaian toga
untuk busana sehari-hari mulai ditinggalkan. Tapi bukan berarti toga lenyap
begitu saja. Setelah bentuknya “dimodifikasi” jadi semacam jubah, derajat toga
justru naik menjadi pakaian seremonial, salah satunya wisuda.
Bukan tanpa alasan, mengapa toga berwarna hitam.
Seperti yg kita tahu, hitam sering diidentikkan dengan hal yang misterius dan
gelap. Nah, misteri dan kegelapan inilah yang harus dikalahkan oleh seorang
sarjana. Dengan memakai warna hitam, diharapkan
para sarjana mampu menyibak kegelapan dengan ilmu pengetahuan yang selama ini
didapat.
Warna hitam juga melambangkan keagungan – dan oleh karena itu, selain sarjana, hakim juga menggunakan warna ini sebagai jubahnya.
Warna hitam juga melambangkan keagungan – dan oleh karena itu, selain sarjana, hakim juga menggunakan warna ini sebagai jubahnya.
Lalu, apa makna bentuk persegi pada topi toga?
Well, sudut-sudut tersebut melambangkan bahwa seorang sarjana dituntut untuk berpikir rasional dan memandang segala
sesuatu dari berbagai sudut pandang. Jangan sampai status sudah sarjana
tapi pikirannya masih sempit.
Filosofi lainnya, kuncir tali di topi toga
melambangkan tali pita pembatas buku. Dengan pindah tali, diharapkan para wisudawan terus membuka
lembaran buku supaya ilmunya tidak stagnan. Jangan merasa sudah sarjana,
lantas malas untuk belajar. Hal ini jangan sampai terjadi, seharusnya sebagai
seorang sarjana, buku adalah teman sejati di mana pun kita berada. Sesuai dengan
peribahasa: “Buku adalah Jendela Dunia”.
Demikianlah, asal muasal Toga, Semoga bermanfaat
dan menambah wawasan buat kita semua. Wallahu Alam ***